Jumat, 18 November 2016
Man For Others
Man For Others merupakan kata yang sudah tidak asing lagi didengar oleh siswa SMA Kolese De Britto. Arti kata Man For Others tersebut bisa diartikan solid antar teman dan masih banyak lagi. Siswa De Britto terkenal dengan kompetisi nilai yang sangat ketat. Namun tidak semua ada yang bisa mengikuti pelajaran dikelas. Dan disinilah Man For Others dijalankan, bagi siswa yang memahami pelajaran mengajarkan siswa yang tidak memahami. Para siswa saling membantu, walaupun terdapat saingan nilai yang sangat ketat, namun para siswa ingin semua temannya lulus bersama-sama.
Kebiasaan Siswa De Britto
Siswa-siswa SMA Kolese De Britto memiliki kebiasaan yang sangat unik. Saat sekolah sedang melaksanakan pertandingan cabang olahraga apapun, para siswa berkumpul dan mensuport teman-temannya bertanding. Kebiasaan ini dinamakan JB Mania. Bagi para siswa yang memaknai kegiatan ini juga menganggap JB Mania adalah salah satu kegiatan yang juga bisa digunakan untuk mengakrabkan antar teman dan juga melatih solid antar teman.
Santo Johannes de Britto Pelindung Sekolah
Santo Johannes De Britto (lahir di Lisboa, Portugal, 1 Maret 1647 – meninggal di Oriyur, Tamil Nadu, India, 4 Februari 1693 pada umur 45 tahun) adalah seorang misionaris dan martir Yesuit dari Portugis, sering dipanggil sebagai Francis Xavier Portugis. Dia dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tanggal 22 Juni 1947. Britto bergabung dengan Yesuit pada tahun 1662, dan mengambil studi di Kolese Coimbra. Ia pergi ke Madure yang terletak di India selatan, yang sekarang lebih dikenal dengan Tamil Nadu, pada tahun 1673. Ia menamai dirinya sebagai Arulanadar in Tamil. Ia kembali ke Eropa sebagai misionaris, dan mendarat di Lisboa. Raja Pedro II menginginkan ia untuk tinggal di Eropa, namun ia tetap kembali ke India, dengan 24 misionaris baru pada tanggal 1690.
The Maduré Mission adalah sebuah usaha keras untuk mendirikan Gererja Katolik India yang secara relatif bebas dari kultur Eropa. Maka dari itu, Britto mempelajari bahasa asli India, berpakaian menyerupai orang suci Hindu, dan mencoba untuk mengajarkan Katolik secara konsep yang akan masuk akal ke pada penduduk sekitar. Metode yang ditawarkan Roberto de Nobili ini, termasuk sukses.
Johannes De Britto dihukum mati oleh Raja India, Setupai dari Maraya, pada 28 Januari 1693, karena usahanya untuk menyebarluaskan agama Katolik. Ia dieksekusi pada tanggal 4 Februari 1693. Dalam surat yang disampaikan kepada Father Francisco Laynes, ia menyatakan "When guilt it's a virtue, to suffer it's glory."
Ciri Khas Berpikir Kritis
Bagi orang luar, menilai SMA Kolese De Britto menilai sekolah ini mempunyai siswa yang pintar-pintar. Namun tidak hanya pintar, siswa disini memiliki pemikiran yang kritis. Kalau ditanya bagaimana para guru mendidik siswanya agar memiliki pemikiran kritis adalah para guru membiasakan siswanya mengerjakan soal menggunakan logika. Jadi siswa di De Britto ini dibiasakan tidak berpikir dangkal, namun harus membiasakan menggunakan logika tersebut untuk menyelesaikan soal tersebut. Dengan kebiasaan seperti itu, siswa De Britto menjadi memiliki pemikiran kritis.
Calon Orang Sukses
Manuk De Britto ini sudah diajarkan pendidikan yang berbeda dari sekolah-sekolah lain. Siswa disini sudah dibiasakan berpikir kritis, becabang-cabang dan berpikir jauh kedepan. Berarti siswa SMA Kolese Debritto ini sudah dibiasakan memikirkan masa depan yang matang semasa dia SMA. Sehingga nantinya saat memilih Universitas sudah mantap dan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dan nantinya lulus dari Universitas sudah bisa menjadi orang yang sukses.
Selasa, 08 November 2016
Perayaan Lulusan Versi Manuk
Perayaan ini merupakan puncak studi para manuk di SMA Kolese Debritto. Setelah 3 tahun mereka berdinamika di sekolah dengan adanya suka maupun duka, dan yang paling penting setelah mereka menerima hasil kelulusan, para manuk semuanya berjalan dari SMA Kolese Debritto sampai ke Tugu Jogja bersama-sama. Sesampainya disana, mereka menyanyikan Mars SMA Kolese Debritto dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dengan menyanyikan kedua lagu kebanggan mereka, menandakan perjuangan mereka di SMA Kolese Debritto telah usai dan mereka akan menempuh perjuangan-perjuangan baru yang lebih berat lagi di universitas yang mereka pilih. Dan acara perayaan lulusan ini adalah puncak perjuangan para manuk JB ini.
Kepribadian Para Manuk
Mungkin banyak orang-orang diluar sana yang melihat anak-anak Debritto itu anaknya sangar-sangar/nakal/preman dan lain-lain. Apakah benar? SALAH! Itu berarti anda melihat anak-anak Debritto hanya dari luarnya saja. Meski tampangnya sangar-sangar tapi hatinya baik-baik. Manuk-manuk ini diajarkan dari awal masuk JB ini untuk peduli terhadap sesama teman/orang-orang sekitar (compasion). Dengan istilah yang sudah tidak asing didengar yaitu "MAN FOR AND WITH OTHERS" ini sudah menjadi kata-kata yang selalu terngiang-ngiang dalam kehidupan manuk-manuk JB ini. Tidak bisa dipungkiri manuk-manuk ini selalu solid dalam menjalani hari-hari dengan teman-temannya dan selalu peduli dengan satu sama lain. Inilah yang sangat mencerminkan manuk-manuk JB dan kepribadian inilah yang membuat SMA Kolese Debritto menjadi sekolah yang memiliki kepribadian yang luar biasa dari siswa-siswanya.
Senin, 07 November 2016
Apa Saja Kegiatan Di JB?
Ngomong-ngomong soal kegiatan di SMA Kolese Debritto, ada banyak sekali kegiatan-kegiatan di sini. Dan dijamin, jika sekolah disini, pasti nggak akan bosen sama kegiatannya. Ekstrakulikuler disini ada Basket, Sepak Bola, Tennis meja, Tennis Lapangan, Badminton, Flag Football, Renang, Pencak Silat, Taekwondo, Wingchun, Sanggar Seni, English Club, Voli, Cinematografi, Musik, Dance, Karawitan, Tater dan masih banyak lagi. Bisa dibayangkan pasti para manuk disini dengan keahlian dan hobinya masing-masing tentu banyak pilihan untuk melanjutkan hobinya dan melanjutkan prestasinya di SMA Kolese Debritto ini. Dan pendamping ekskulnya juga ga sembarangan, disini pendamping eksulnya adalah orang-orang profesional, jadi para manuk disini juga menjadi profesional sesuai keahliannya.
Pendidikan Untuk Para Manuk
Pendidikan di SMA Kolese Debritto terkenal dengan pendidikan bebasnya. Namun jangan salah mengartikan pendidikan bebas yang ada di sini. Pendidikan bebas ini bukan pendidikan yang mengarah ke arah anarki/membuat para manuk menjadi urak-urakan, namun pendidikan bebas ini bertujuan agar para siswa dengan bebas memilih jalan hidupnya sesuai minat dan kesukaan untuk masa depannya kelak. Para manuk tidak hanya mendapat pendidikan akademis saja, namun ada juga pendidikan non akademis yang mengarah ke pendidikan mental para siswa. Contohnya LDK untuk kelas X, LKTL untuk kelas XI dan Live in Profesi untuk kelas XII. Kegiatan-kegiatan tersebut untuk melatih mental para manuk-manuk JB agar kelak menjadi laki-laki yang bermental baja. Bahasa kerennya membangun macan yang tertidur agar bangun dan mengaum. Inilah tujuan pendidikan di SMA Kolese Debritto
Jumat, 04 November 2016
Manuk Manuk JB
Manuk ? Mungkin banyak orang bertanya istilah manuk di SMA Kolese Debritto ini. Mengapa banyak orang yang mengatakan manuk, karena semua siswa di SMA ini laki-laki. Dan ini merupakan ciri khas tersendiri dari sekolah ini. Walaupun semua siswa laki-laki dan kesan orang lain diluar pasti menganggap bahwa sekolah ini pasti sekolah anak-anak nakal, dan urak-urakan. Memang nakal, tapi manuk-manuk ini masih mengerti batas wajar kenakalan. Dan bukan hanya kenakalan saja yang ditonjolkan, manuk-manuk disini diwajibkan berprestasi di sekolah. Dengan pendidikan karakter yang ada di SMA ini, membuktikan bahwa para manuk ini didewasakan secara pikiran dan sikap. Jadi mereka mengerti tanggung jawab mereka dan tidak hanya sekedar nakal.
Langganan:
Postingan (Atom)